Walaupun ramai yg nak menyangkalkan statement ni, akuilah kenyataan bahawa apa yg berlaku pada perilaku kita adalah disebabkan reaksi naluri diri terhadap kesenagan dan kesusahan.
Intellectually, we may believe that eating chocolate is bad for us, but we'll still reach for it. Knp?
Because we're not dirves so much by what we intellectually know, tapi lebih kepada disebabkan oleh perasaan yg mahukan kesenangan dan sebaliknya.
Pernah terbaca satu article ni yg bertajuk "smart people, dumb action" by Irwan Abdullah Rahman through the Malay Mail online.
"It’s that big disconnect between knowing and doing. We’ve been taught what’s right, yet we pick the wrong path. We know what the best choice is, yet we choose to ignore it. Our gut feeling tells us the route to take and yet, we stray quite often in our lives — from the little things to the big profound things."
Sebagai contah, apabila lampu isyarat berwarna merah kita tahu yg kita harus berhenti, tapi berapa banyak di antara kita yang melanggar undang2 lampu isyarat atas alasan tak ada org disekitar atau tiada lalu lintas.
apa tujuaan undang2 tu di ajar kepada masyarakat sewaktu mereka mengabil lesen kederaan, tapi tidak digunakan. Biasalah kan lumrah hidup manusia "sudah jatuh baru ternadah" ..(betol ke peribahasa tu)
selagi tak mati kat jalan raya tu selagi tu takkan sedar.
Aku percaya yg kita semua adalah org yg bijaksana, who can think about action and consequences dan mengukur pro dan kontra. And yet we continuously ignore what we know, and do what we know are bad for us. because we keep thinking "its not going to happen to us"
"Untuk tatapan bersama"
No comments:
Post a Comment